Sekilas tentang Kelinci Jawa(Lepus nigricollis)
Salah satu kelinci hutan adalah Kelinci jawa (Lepus negricollis) , masih ada di hutan-hutan berbatu/karang sekitar wilayah Jawa Barat . Habitat kelinci jawa adalah dataran tinggi berbatu. Berat kelinci jawa dewasa bisa mencapai 6 kg. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.Lama Hidup : 5-10 Tahun, Lama Produksi : 1-3 Tahun, Lama Bunting : 28-35 Hari (rata-rata 29-31 hari), Lama Penyapihan : 6-8 Minggu, Umur Dewasa : 4-10 Bulan, Umur kawin : 6-12 Bulan, Kawin Sesudah Beranak (Calving Interval) : 1 Minggu setelah Anak disapih.
Siklus Kelamin : Negricollis dalam setahun bisa 7 kali bunting, Siklus Berahi : Sekitar 2 Minggu, Periode Estrus : 11-15 Hari, Ovulasi : Terjadi pada hari kawin (9-13 jam kemudian), Fertilitas : 1-2 Jam sesudah Kawin, Jumlah Anak Lahir : 4-10 ekor (rata-rata 6-8), Volume Darah : 40 ml/kg berat badan, Bobot Dewasa : Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin dan faktor alam
Sumber Lain tentang kelinci (Lepus nigricollis)
.
Salah satu kelinci hutan adalah Kelinci jawa (Lepus negricollis) , masih ada di hutan-hutan berbatu/karang sekitar wilayah Jawa Barat . Habitat kelinci jawa adalah dataran tinggi berbatu. Berat kelinci jawa dewasa bisa mencapai 6 kg. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.Lama Hidup : 5-10 Tahun, Lama Produksi : 1-3 Tahun, Lama Bunting : 28-35 Hari (rata-rata 29-31 hari), Lama Penyapihan : 6-8 Minggu, Umur Dewasa : 4-10 Bulan, Umur kawin : 6-12 Bulan, Kawin Sesudah Beranak (Calving Interval) : 1 Minggu setelah Anak disapih.
Siklus Kelamin : Negricollis dalam setahun bisa 7 kali bunting, Siklus Berahi : Sekitar 2 Minggu, Periode Estrus : 11-15 Hari, Ovulasi : Terjadi pada hari kawin (9-13 jam kemudian), Fertilitas : 1-2 Jam sesudah Kawin, Jumlah Anak Lahir : 4-10 ekor (rata-rata 6-8), Volume Darah : 40 ml/kg berat badan, Bobot Dewasa : Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin dan faktor alam
Sumber Lain tentang kelinci (Lepus nigricollis)
A.
Ciri umum kelas
mamalia
Asal usul Mamalia adalah
dari bangsa reptil, Mamalia memiliki karakter struktural yang membedakan dari
kehidupan vertebrata lain. Ciri utama dari Mamalia adalah adanya kelenjar susu,
yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk anaknya. Kelenjar lain yang biasa
ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat (sudorifera).
Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau
tidak ada sama sekali pada stadium tua (Sukiya, 2005).
Kelinci (Lepus
nigricollis) termasuk kedalam kingdom animalia dan kelas mammalia yang
mempunyai berat tubuh 1,35-7 kg dengan panjang 40-70 cm. Kelinci (Lepus
nigricollis) merupakan kelompok hewan yang paling sempurna baik morfologi
ataupun anatominya karena ia mempunyai susunan organ yang kompleks dan susunan
metabolisme didalam tubuhnya yang juga kompleks. Hewan ini banyak ditemukan
dimana-dimana.(Boolotion, 1979).
Tubuh kelinci (Lepus
nigricollis) dibagi menjadi empat bagian yaitu : caput, cervix, truncus dan
cauda. Pada caput terdapat rima oris, vibrisae, nares, organon visus. Ciri-ciri
yang dimiliki kelas mamalia seperti pada kelinci (Lepus nigricollis)
menurut Anynomous (2007), adalah sebagai berikut : Memiliki kelenjar mammae
(merupakan modifikasi kelenjar peluh) untuk menyusui anaknya. Mempunyai telinga
yang panjang dan kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depan. kelinci
termasuk hewan tetrapoda yang memiliki 4 anggota gerak berupa kaki.
Telinga luar (pinnae)
lebar. Mata besar, dengan membran niktitans. Bibir lembek dan fleksibel.
Disekitar moncong ada rambut-rambut panjang (vibrisae). Kaki depan lebih kecil
dari kaki belakang. Ekor pendek. Anus dibawah ekor. Lubang urogenital disebelah
anterior anus (Brotowidjoyo, 1994).
Menurut Brotowijoyo
(1994), kaki belakang panjang dan kuat, digunakan untuk melompat.
Jari-jari kaki depan berjumlah 5 jari dan kaki belakang terdapat 4 jari. Kulit
tubuh berambut lebat, menutup hampir seluruh tubuh. vibrisae ditemukan diujung
moncong yang mana berfungsi sebagai pendeteksi makanan pada waktu didalam
tanah. Pada hewan ini terdapat 4-5 pasang puting susu di ventrum yang terdapat
pada hewan betina.
Di indonesia, khusunya
di Jawa, kelinci dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias pada tahun
1835. Hingga tahun 1912 kelinci (Lepus nigricollis) diklasifikasikan
dalam ordo Rodensia (Rodent), selanjutnya dalam klasifikasi biologi, kelinci
dimasukkan dalam ordo lagomorpha Brotowijoyo (1994).
.
B.
Anatomi
kelas mamalia
1.
Sistem syaraf
Sistem syaraf terdiri atas dua bagian yaitu, syaraf pusat dan syaraf perifer.
Dan sebagai pusat adalah otak dan medula spinalis (sumsum tulang belakang).
Sistem syaraf pusat memiliki tugas untuk mengolah informasi yang masuk, otak
depan untuk membau, otak tengah untuk melihat, dan otak belakang untuk
mendengar. Sedangkan pada sistem syaraf tepi (perifer) memiliki fungsi untuk
mengumpulkan informasi yang berbentuk rangsangan listrik (impuls) dari berbagai
organ dalam dan luar untuk disampaikan pada syaraf pusat, juga membawa impuls
dari syaraf menuju pusat motorik tubuh (Jasin, 1984).
2.
Sistem Rangka
Skeleton sebagian besar
terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaannya sambung menyambung
pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan
kadang-kadang tendon tertentu yang berisi sel-sel tulang dikenal sebagai
ossemoidus. (Jasin, 1984).
Sistem skeleton pada kelinci sama seperti pada mamalia lainnya (termasuk
manusia). Pada setiap rahang terdapat gigi seri (insisipus), 2 buah di atas dan
satu buah dibawah, gigi taring (caninus) tidak terdapat pada kelinci, gigi
premolar (3 buah di atas dan 2 buah dibawah), gigi molar (3 buah di atas dan 3
buah di bawah) (Brotowidjoyo, 1994).
Rangka dan otot
memepunyai hubungan kerja sama yang erat dengan otot. Bahan rangka dibina atas
3 komponene, yaitu : tulang, tulang rawan dan jaringan pengikat (Yatim, 1996).
3.
Sistem otot
Pada mamalia ada 3 macam
otot, yaitu : otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot lurik memiliki
miofibril yang tampak memantulkan cahaya berselang-seling, gelap terang
berjejer teratur membentuk seperti pita vertikal terhadap poros otot, sehingga
disebut otot lurik. Sel otot polos berbentuk gelendong. Sel bertetangga yang
dihubungkan dengan junctional compleks, sekeliling sel ada selaput jaringan
pengikat endomisium. Otot jantung dibina atas otot, lurik, bercabang-cabang dan
bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan
serat otot. Terdapat pada jantung. Persyarafan : autonom, tak dibawah kesadaran
atau kemauan (involunter).
4.
Sistem
Pencernaan
Sistem pencernaan
makanan pada kelinci (Lepus nigricollis) terdiri dari saluran-saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga
mulut, pharynk, esophagus, ventriculus, intestinum dan berakhir di anus. Rongga
mulut pada kelinci (Lepus nigricollis) dibentuk oleh atap dan dasar,
atap terdiri atas palatum durun yang berupa langit-langit keras disebelah
anterior dan palatum molle yang merupakan langit-langit lunak dan didalam
rongga mulut terdapat gigi yang tertanam dalam alveolus (lubang dalam rahang).
Gigi pada kelinci (lepus nigricollis) berfungsi untuk memotong atau
mengerat makanan. Pharynk berfungsi untuk rongga dibelakang mulut yang
merupakan persimpangan jalan makanan dari jalan respirasi. Oesophagus merupakan
pipa musculus yang sempit yang menembus diafragma masuk ke dalam abdomen.
Ventriculus merupakan kantong sebagai lanjutan dari oesophagus yang dapat
dibedakan atas cardia, pylorus yang bersambung dengan deodenum dan fundus.
Selain itu terdapat juga kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah,
menghasilkan saliva yang mengandung enzim-enzim pencernaan. Kelenjar empedu
dikeluarkan oleh hati, pankreas menghasilkan hormon insulin dan kelenjar
pencernaan (Brotowidjoyo, 1994).
Lidah mempunyai papila
perasa. Terdapat 4 pasang kelenjar ludah, yaitu parotid, infraorbital,
submaxilari dan sublingual. Terdapat kandung empedu dengan saluran getah
pankreas yang bermuara kedalam duodenum. Sekum (caecum) bedar berdinding
tipis, panjangnya kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis (umbai cacing)
yang bentuknya seperti jari (Brotowidjoyo, 1994).
5.
Sistem
pernafasan
Paru-paru mamalia berada
dalam rongga dada, yang dapat dibesarkan atau disempitkan, sehingga udara dapat
keluar masuk. Percabangan pada paru-paru masih mengalami
percabangan-percabangan lagi, sehingga percabangan yang terkecil tidak lagi
diperkuat oleh cincin tulang rawan dan berakhir pada ujung yang buntu disebut alveolus
yang berfungsi memperluas permukaan paru-paru, sehingga memperbesar kemungkinan
mengadakan pertukaran udara pernafasan oleh kapiler-kapiler pada dinding
alveolus (Brotowidjoyo, 1994).
Urutan jalannya pernafasan pada
kelinci (Lepus nigricollis) adalah :
1.
Nares eksterna (Lubang
hidung luar)
2.
Cavum nasalis (rongga
hidung)
3.
Nares internal (lubang
hidung dalam)
4.
Pharink (tekak)
5.
Larynk (jakun)
6.
Trachea (tenggorok)
7.
Bronchus (cabang dari
trachea)
8.
Bronchiolus (cabang
dari brochus)
9.
Alveolus (kantong
udara)
6.
Sistem Peredaran
Darah
Menurut Yatim (1996),
sistem peredaran darahnya memiliki 3 komponen, yaitu berupa jantung, pembuluh
dan darah.
Karakteristik yang
paling menonjol pada kelinci adalah percabangan lengkung aorta menjadi arteri
innominator dan arteri subklavia kiri. Arteri innominator juga bercabang
menjadi 3, yaitu arteri subklavia kanan, arteria karotis kanan, dan arteri
karotis kiri (Brotowidjoyo, 1994).
Menurut Anynomous
(2007), rongga jantung pada kelinci terpisah secara sempurna oleh sekat
membujur, menjadi rongga jantung kiri dan kanan. Rongga jantung kiri mengandung
darah yang kaya dengan oksigen yaitu oksigen dari darah arteri. Rongga jantung
yang berisi darah yang mengadung karbondioksida adalah vena. Masing-masing
rongga tadi tersekat lagi menjadi serambi jantung dan bilik jantung yang saling
berhubungan dengan katub atau kleb. Sistem peredaran darah pada kelinci (Lepus
nigricollis) merupakan sistem peredaran darah tertutup.
Pembuluh darah dibagi
atas (Yatim, 1996) :
1.
Pembuluh nadi
2.
Pembuluh balik
3.
Pembuluh kapiler
4.
Pembuluh limfa
7.
Sistem ekskresi
Organ ekskresi pada
kelinci (Lepus nigricollis) yaitu berupa sepasang ginjal (unipapila)
yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas peritonium. Cairan urin akan
keluar dari masing-masing ginjal ke bawah melalui pembuluh ureter dan ditampung
sementara dalam vesika urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan keluar
melalui pembuluh uretra. Urin pada kelinci juga banyak mengandung kalsium
karena pengaruh makanannya dan dapat berubah warnanya yang dipengaruhi
oleh makanannya (Anynomous, 2007).
Pada mamalia ginjal
adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah. Urin keluar meninggalkan
ginjal melalui ductus yang disebut ureter. Kedua ginjal tersebut mengosongkan
isinya kedalam kandung kemih (urinary bladder). Selama urinasi urin
meninggalkan tubuh dari kandung kemih melalui saluran yang di sebut
uretra (Campbell, 2003).
8.
Sistem
reproduksi
Fertilisasi pada kelinci
terjadi secara internal. Testis terkandung dalam saku krotal.perkembangan
embrio terjadi di dalam uterus. Plasenta kelinci terbentuk dari persatuan
antara korion dan allantois. Lama kandungan (gestasi) 30 hari. Mungkin sampai
ada 10 buah yang terjadi simultan. Kelinci dewasa secara seksual berumur 3
bulan (Brotowidjoyo, 1994).
Kelinci terkenal karena
sistem reproduksinya yang betina berevolusi segera setelah senggama sehingga
pembuahan terjamin. Selain itu kelinci betina mempunyai sistem reproduksi yang
istimewa yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak sekaligus karena memiliki rahim
ganda. Pembuahan pada rahim yang 1 tidak menghalangi ovulasi pada rahim yang
satunya lagi. Gejala ini di sebut superfetasi dan meskipun langka dianggap
cukup sering terjadi (Oliver, 1984).
A.2 Klasifikasi
Menurut Oliver ( 1984),
kelinci dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Sub
phylum
Vertebrata
Kelas
Mammalia
Ordo
Logomorphia
Famili
Leporidae
Genus
Lepus
Spesies
Lepus nigricollis
C.
Habitat
Kelinci (Lepus
nigricollis) merupakan mamalia yang biasa hidup didarat. Makan dan
berkembang biak didaerah yang banyak tersedia makanan yang cukup, seperti bioma
padang rumput, hutan dan sebagainya (Brotowidjoyo, 1994).
Sedangkan
menurut Oliver (1984), kelinci (Lepus nigricollis) hidup dilingkungan
alam bebas dan merupakan herbivora murni. Selama musim panas makanannya adalah
rumput, daun semanggi, serta tumbuhan-tumbuhan lainnya. Pada musim dingin
kelinci makan kulit pohon, ranting, perdu kering dan biji-bijian.