Teori Survival
A. Bila Tersesat
Dalam melakukan perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat sampai tujuan. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang, kita sudah mempelajari manajemen perjalanan pada materi yang lalu. Akan tetapi, kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi misalnya tersesat. Faktor yang menyebabkan diantaranya factor alam dan factor manusianya sendiri. Dalam keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP yang merupakan kependekan dari:
S = Stop/sitting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk. Usahakan menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.
T = Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan yang sedang dihadapi.
O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P = Planning, buat rencana untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan dilakukan.
Pedoman memilih jalan
Berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai, sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.
Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.
Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.
Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.
Dalam mencari jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di kuasai.
B. Pengertian SURVIVAL
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mwngalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju, survival rimba (jungle survival) bagi yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan, survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan yang mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan masyarakat umum.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-kalimat dalam bahasa inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
C. Kebutuhan Seorang SURVIVOR
Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati.
Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
Botani praktis
Yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
A. Bila Tersesat
Dalam melakukan perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat sampai tujuan. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang, kita sudah mempelajari manajemen perjalanan pada materi yang lalu. Akan tetapi, kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi misalnya tersesat. Faktor yang menyebabkan diantaranya factor alam dan factor manusianya sendiri. Dalam keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP yang merupakan kependekan dari:
S = Stop/sitting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk. Usahakan menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.
T = Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan yang sedang dihadapi.
O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P = Planning, buat rencana untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan dilakukan.
Pedoman memilih jalan
Berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai, sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.
Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.
Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.
Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.
Dalam mencari jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di kuasai.
B. Pengertian SURVIVAL
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mwngalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju, survival rimba (jungle survival) bagi yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan, survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan yang mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan masyarakat umum.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-kalimat dalam bahasa inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
- Size Up the Situation, pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.
- Undue Haste Make Taste, jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat. Setiap tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat kematian.
- Remember Where You Are, Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
- Vanquish fear and panic, Kuasai diri dari rasa takut dan panic yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
- Improvise, Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
- Value living, Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari keinginan bunuh diri.
- Act like the native, Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
- Learn basic skill, Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.
Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
- Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
- Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
- Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.
C. Kebutuhan Seorang SURVIVOR
Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati.
Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
- Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.
- Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivoak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lainPengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.
- Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.
- Mengandung bisa / racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini, akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari dan lain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
- Molusca, contohnya siput dan kerang.
- Annelida, contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp) dan lintah (Hirudinaria sp).
- Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
- Crustacea, contohnya udang dan kepiting
- Pisces, semua ikan dapat dimakan.
- Amphibia, contohnya katak Rana sp
- Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
- Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
- Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus
- Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan seperti gambar……..
- Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkaMemancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
- Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
- Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
- Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat khewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran khewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa. Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya. Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap
Botani praktis
Yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
- Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
- Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
- Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh : Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar